Prigen, 22 Mei 2021 MA Unggulan Singa Putih kembali menggemparkan dunia intelektual dengan keberhasilannya meraih medali emas yang kedua kalinya dalam ajang penelitian tingkat International. Penelitian berjudul “Synthesis of Betacyanins Fiber Sandwich Material Based on Hyloceraus Polyrhizus for Anti Cancer Hijab: in Vivo Case Study” yang dilakukan oleh ananda Muhammad Alief Dhafa Wahyudi (18) dan Akmalul Umam (16) berhasil meraih medali Emas dalam ajang European Exhibition Of Creativity and Innovation (Euroinvent) yang diselenggarakan di Negara Romania Eropa.
Euroinvent sendiri merupakan ajang pameran kreativitas dan inovasi yang berfungsi sebagai platform untuk pertukaran informasi dan transfer teknologi untuk memfasilitasi penemu individu, peneliti dan perusahaan dalam usaha mematenkan dan mengkomersialkan penemuan mereka. Kompetisi yang digelar secara online akibat pandemi covid 19 ini diikuti lebih dari 500 peserta kompetitor yang berasal dari 32 negara. Penilaian dilakukan dengan menganalisis paper text dan mendengarkan video presentasi dari masing-masing peserta. Penilaian presentasi dilakukan 2x yakni presentasi berupa video youtube dan presentasi power point di hadapan para juri.
Dalam presentasi dan tanya jawab dengan juri yang digelar tanggal 8 Mei 2021, Akmal dan Alif berhasil memukau dan mendapatkan pujian dari para juri dengan keterampilan mereka yang fasih dalam berbahasa inggris serta mengeksekusi presentasi yang baik dengan durasi 10 menit. “Penelitian ini sangat Saintifik, apalagi didukung dengan kemampuan analisis dan komputasi yang sangat baik untuk peserta di usia mereka” tutur salah satu juri dalam bahasa inggris.
Penelitian yang dilakukan selama hampir 6 bulan ini tidak hanya mengharumkan nama almamater MA Unggulan Singa Putih yang terletak di Dusun Sentong Desa Lumbangrejo Kec Prigen Kab Pasuruan, namun juga mengharumkan nama bangsa Indonesia di bumi Eropa khususnya Romania. Sebelumnya, di bawah naungan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) penelitian ini juga telah meraih gold medal dalam ajang serupa yang digelar di Asia (Malaysia) melalui ajang Asian Young Innovation Award (22-26 Maret 2021).
Alief menuturkan Inovasi bertajuk Hijab anti Kanker ini terinspirasi oleh tren hijab saat ini di kalangan remaja muslim Asia, termasuk Indonesia. Menurutnya, hijab seharusnya tidak sekadar untuk menutup aurat. Namun, juga memiliki nilai lebih. Yaitu, menjaga tubuh dari paparan penyakit akibat radiasi sinar matahari. “Ini sekaligus merupakan pembuktian sains terhadap kewajiban menutup aurat bagi muslimah dalam Alquran,” tegasnya
Hijab berbahan katun dengan menggunakan pewarnaan alami ekstrak buah naga ini telah melalui beragam uji laboratorium. Yakni uji absorbansi dan segmentasi di lab milik sekolah. Mengingat sekolah ini adalah MA swasta satu-satunya di Kabupaten Pasuruan yang ditunjuk sebagai penyelanggara riset, berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tahun 2020 dari Kementerian Agama RI. Pengujian lab lainnya yaitu, uji UV Vis dan FTIR di lab Universitas Brawijaya Malang. Serta uji SEM EDS di lab Batan Indonesia. Menyikapi kemenangan tersebut, Romo KH Muhammad Syaifulloh Arif Billah selaku pengasuh Pondok Pesantren Singa Putih menuturkan bahwa kemenangan ini merupakan langkah awal Pesantren Singa Putih dalam usahanya meraih misi menjadikan santri Singa Putih sebagai pemimpin, konglomerat, dan ulama di tingkat dunia